Guru-guru Bahasa Inggris di sekolah sebaiknya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu guru Bahasa Inggris yang menguasai grammar dan guru Bahasa Inggris yang menguasai conversation dengan baik. Guru yang mengajar conversation harus memiliki pronunciation yang bagus.
Sejauh ini pengajaran di sekolah lebih mengutamakan kepada penguasaan grammar sehingga tidak heran sangat sedikit siswa yang menguasai percakapan Bahasa Inggris. Banyak murid yang merasa trauma karena mereka menganggap bahwa Bahasa Inggris itu sulit dan membingungkan. Pengajaran Bahasa Inggris di sekolah harus mengupayakan agar mata pelajaran ini bisa dirasakan mudah dan menyenangkan oleh para siswa.
Di dalam dunia karier kelak, khususnya di bidang perekonomian dan bisnis seringkali seseorang terhalang dengan penguasaan Bahasa Inggris. Mereka kalah bersaing dengan rekan-rekan mereka yang menguasai Bahasa Inggris dengan baik, baik secara tertulis maupun lisan.
Para Professional maupun Ekskutif yang pernah menjadi siswa saya mengungkapkan penyesalan mereka kenapa mereka tidak menguasai percakapan Bahasa Inggris. Mereka mengatakan bahwa mereka mempunyai pengalaman yang tidak positif dari guru Bahasa Inggris mereka dulu. Karena mereka tidak mempunyai kesan yang positif terhadap guru Bahasa Inggris mereka maka hal itu berimbas pada matinya keinginan mereka untuk mempelajari Bahasa Inggis. Dari pengalaman mereka, bisa kita tarik sebuah pengalaman berharga bahwa kita sebagai guru harus bisa memberikan kesan yang positif bagi para siswa kita sehingga mereka mempunyai motivasi positif untuk mempelajari sebuah ilmu.
Saya ingin menguraikan pengalaman pribadi mengenai belajar Bahasa Inggris di usia dini. Pada saat itu, 1977, saya berumur 9 tahun. Saya tinggal di Lhokseumawe, Aceh Utara di Asrama Tentara II. Ayah saya seorang Polisi Militer. Pada saat itu situasi di Aceh Utara memang sudah rawan karena kebanyakan penduduk di sana memang terkenal nekat, artinya dengan sangat mudah mereka bisa tersulut emosi dan melakukan penyerangan. Suatu hari datanglah seorang India yang meminta perlindungan karena dia ingin membuka kursus Bahasa Inggris di sana. Kursus itu adalah kursus Bahasa Inggris pertama di kota itu.
Beberapa bulan kemudian, seorang teman yang juga tetangga saya yang tinggal di asrama militer yang sama mengajak untuk belajar Bahasa Inggris di kursus tersebut. Saya pun akhirnya ikut-ikutan dia untuk kursus Bahasa Inggris. Lucunya, teman saya yang mengajak saya untuk kursus tersebut hanya bertahan dua, tiga bulan setelah itu dia keluar. Saya terus melanjutkan kursus disana. Saya hanya belajar disana selama setahun. Saya sering belajar menterjemahkan semua lagu anak-anak pada saat itu ke dalam Bahasa Inggris, walaupun susunan grammar nya tidak benar. Selain itu ternyata motivasi belajar pun sangat berpengaruh terhadap pembentukan minat saya untuk belajar Bahasa Inggris. Hujan deras, panas terik tidak menghalangi saya untuk pergi ke tempat kursus Bahasa Inggris. Itulah yang terjadi bila kita menyenangi aktivitas kita.
Di Lhokseumawe terdapat sebuah perusahaan minyak yang bernama PT. ARUN, dimana di perusahaan ini banyak tenaga kerja asingnya. Perusahaan ini terletak 30 Km di sebelah barat Lhokseumawe. Setiap Sabtu dan Minggu para pekerja asing itu turun ke kota untuk berbelanja. Ada sebuah bus perusahaan yang mengantarkan mereka ke pusat perbelanjaan itu.
Memang tidak mudah untuk berani mencoba berkomunikasi dengan orang asing. Dibutuhkan keberanian khusus. Apalagi untuk seusia anak-anak dan tanpa pendampingan dari guru. Rumah saya sendiri letaknya kira-kira 3 Km dari pasar tersebut. Saya selalu berjalan kaki ketika ingin pergi ke pasar untuk mencoba melihat para orang asing itu berbelanja. Hari pertama, kedua dan ketiga saya tidak mempunyai keberanian untuk mencoba bercakap-cakap dengan mereka. Pada mulanya saya hanya membuang-buang tenaga dan waktu, tanpa hasil. Pada hari ke-empat, mulailah saya memberanikan diri untuk mencoba menyapa mereka. Ternyata mereka sangat heran karena di kota kecil seperti Lhokseumawe ada seorang anak pribumi yang berani menyapa mereka dengan Bahasa Inggris. Saat itu memang Bahasa Inggris masih sangat langka di kota itu. Semakin hari saya semakin berani dan termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris. Saya menjadi penterjemah mereka untuk belanja di pasar-pasar. Maklum lah para pedagang disana selalu menggunakan Bahasa Aceh dalam keseharian mereka, demikian juga pada saat mereka menyebutkan harga barang dagangan mereka.
Ternyata para orang asing itu merasa puas atas jasa saya tersebut, dan saya sering dibelikan pakaian, celana, buah-buahan dan minuman kaleng. Jadi ternyata sekarang saya tahu bahwa sebetulnya saya termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris karena faktor lingkungan. Bagi para orangtua dan pendidik seharusnya memberikan stimulasi-stimulasi kepada para siswa kita, siapa tahu salah satu stimulasi tersebut bisa memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi kemajuan mereka.
Memang tidak mudah untuk berani mencoba berkomunikasi dengan orang asing. Dibutuhkan keberanian khusus. Apalagi untuk seusia anak-anak dan tanpa pendampingan dari guru. Rumah saya sendiri letaknya kira-kira 3 Km dari pasar tersebut. Saya selalu berjalan kaki ketika ingin pergi ke pasar untuk mencoba melihat para orang asing itu berbelanja. Hari pertama, kedua dan ketiga saya tidak mempunyai keberanian untuk mencoba bercakap-cakap dengan mereka. Pada mulanya saya hanya membuang-buang tenaga dan waktu, tanpa hasil. Pada hari ke-empat, mulailah saya memberanikan diri untuk mencoba menyapa mereka. Ternyata mereka sangat heran karena di kota kecil seperti Lhokseumawe ada seorang anak pribumi yang berani menyapa mereka dengan Bahasa Inggris. Saat itu memang Bahasa Inggris masih sangat langka di kota itu. Semakin hari saya semakin berani dan termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris. Saya menjadi penterjemah mereka untuk belanja di pasar-pasar. Maklum lah para pedagang disana selalu menggunakan Bahasa Aceh dalam keseharian mereka, demikian juga pada saat mereka menyebutkan harga barang dagangan mereka.
Ternyata para orang asing itu merasa puas atas jasa saya tersebut, dan saya sering dibelikan pakaian, celana, buah-buahan dan minuman kaleng. Jadi ternyata sekarang saya tahu bahwa sebetulnya saya termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris karena faktor lingkungan. Bagi para orangtua dan pendidik seharusnya memberikan stimulasi-stimulasi kepada para siswa kita, siapa tahu salah satu stimulasi tersebut bisa memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi kemajuan mereka.
Selepas belajar dari kursus tersebut, hingga saat ini saya tidak pernah lagi belajar Bahasa Inggris di kursus manapun. Saya memperdalam sendiri dan sangat memperhatikan aksen yang benar bagaimana native speaker mengucapkan kata-kata berbahasa Inggris tersebut melalui kaset-kaset lagu berbahasa Inggris.
Pada saat saya melanjutkan studi ke jenjang SMP, SMA selalu memperoleh nilai 9. Sayangnya saya tidak melanjutkan studi saya di Jurusan Bahasa Inggris. Saya melanjutkan studinya di Program Diploma 3 Pendidikan Biologi karena pada saat itu masih ada ikatan dinas. Pemikiran saya pada saat itu sangat sederhana, bagaimana bisa memperoleh pekerjaan dengan cepat setelah selesai kuliah. Maka dari itu saya jatuhkan pilihan ke Diploma 3 PenduidiPada saat kuliah pun saya memperoleh nilai A untuk mata kuliah Bahasa Inggris.
Setelah menjadi Pegawai Negeri, ternyata saya baru merasakan manfaat dari pengorbanan yang saya lakukan di waktu kecil dulu. Saya memberikan les Bahasa Inggris. Semula hanya untuk siswa SD lalu beranjak ke siswa SMP dan SMA. Dengan kesungguhan yang kuat maka saya mencoba untuk memberikan percakapan Bahasa Inggris untuk orang dewasa. Hingga saat ini saya sudah mempunyai koleksi siswa yang menduduki jabatan tertentu, baik di Institusi Pemerintah maupun Swasta. Selain bisa menambah koleksi teman, tentu saja kegiatan tersebut juga bisa menghasilkan tambahan penghasilan walaupun dalam jumlah yang tidak besar.
Saat ini saya mengelola Kursus Bahasa Inggris tetapi sudah lebih spesifik lagi hanya untuk tujuan tertentu, misalnya : untuk pejabat yang ingin melanjutkan studinya ke luar negeri, mengikuti tender, mengadakan kerjasama dengan pihak luar negeri dan lain-lain. Tutorial saya yang paling berkesan adalah ketika membantu almarhum Bp. Herdjono yang saat itu menduduki jabatan Wakil Walikota Semarang. Saya membantu beliau untuk mempersiapkan diri mengikuti pelatihan singkat mengenai Pengelolaan Limbah yang diselenggarakan di Queensland.
Kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun.
Sudarman Rianto
0858-6648-6202
Pada saat saya melanjutkan studi ke jenjang SMP, SMA selalu memperoleh nilai 9. Sayangnya saya tidak melanjutkan studi saya di Jurusan Bahasa Inggris. Saya melanjutkan studinya di Program Diploma 3 Pendidikan Biologi karena pada saat itu masih ada ikatan dinas. Pemikiran saya pada saat itu sangat sederhana, bagaimana bisa memperoleh pekerjaan dengan cepat setelah selesai kuliah. Maka dari itu saya jatuhkan pilihan ke Diploma 3 PenduidiPada saat kuliah pun saya memperoleh nilai A untuk mata kuliah Bahasa Inggris.
Setelah menjadi Pegawai Negeri, ternyata saya baru merasakan manfaat dari pengorbanan yang saya lakukan di waktu kecil dulu. Saya memberikan les Bahasa Inggris. Semula hanya untuk siswa SD lalu beranjak ke siswa SMP dan SMA. Dengan kesungguhan yang kuat maka saya mencoba untuk memberikan percakapan Bahasa Inggris untuk orang dewasa. Hingga saat ini saya sudah mempunyai koleksi siswa yang menduduki jabatan tertentu, baik di Institusi Pemerintah maupun Swasta. Selain bisa menambah koleksi teman, tentu saja kegiatan tersebut juga bisa menghasilkan tambahan penghasilan walaupun dalam jumlah yang tidak besar.
Saat ini saya mengelola Kursus Bahasa Inggris tetapi sudah lebih spesifik lagi hanya untuk tujuan tertentu, misalnya : untuk pejabat yang ingin melanjutkan studinya ke luar negeri, mengikuti tender, mengadakan kerjasama dengan pihak luar negeri dan lain-lain. Tutorial saya yang paling berkesan adalah ketika membantu almarhum Bp. Herdjono yang saat itu menduduki jabatan Wakil Walikota Semarang. Saya membantu beliau untuk mempersiapkan diri mengikuti pelatihan singkat mengenai Pengelolaan Limbah yang diselenggarakan di Queensland.
Kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun.
Sudarman Rianto
0858-6648-6202
Tidak ada komentar:
Posting Komentar